Buku Panduan Supervisi Pembelajaran di SD Untuk Kepala Sekolah dan Guru
Sabtu, 14 April 2018
Tambah Komentar
Buku Panduan Supervisi Pembelajaran di SD Untuk Kepala Sekolah
dan Guru, supervisi pembelajaran di sekolah dasar, Bila dikaji dari sisi
etimologis istilah “supervisi” atau dalam bahasa Inggris “supervision”
sering didefinisikan dengan pengawas dan kepalaaan. Sedangkan secara
morfologis supervisi terdiri dari dua kata yaitu “super” yang berarti
atas atau lebih dan “visi” mempunyai lihat, pandang ,tilik atau awasi.
Dengan demikian supervisi dalam pengertian yang sederhana yaiu melihat,
meninjau atau melihat dari atas yang dilakukan oleh atasan (pengawas
dan kepala,kepala sekolah) terhadap perwujudan kegiatan pembelajaran.
Supervisi diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif.
Supervisi diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif.
Pendekatan Supervisi
Berdasarkan cara bagaimana pengawas dan kepala sekolah bersama guru melakukan perbaikan dan siapa yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.
1. Pendekatan Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada pengawas dan kepala sekolah.
2. Pendekatan Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara supervisor dan guru
3. Pendekatan Non-Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru
Karakteristik dari tiga macam pendekatan supervisi pembelajaran tersebut,
Berdasarkan cara bagaimana pengawas dan kepala sekolah bersama guru melakukan perbaikan dan siapa yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.
1. Pendekatan Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada pengawas dan kepala sekolah.
2. Pendekatan Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara supervisor dan guru
3. Pendekatan Non-Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru
Karakteristik dari tiga macam pendekatan supervisi pembelajaran tersebut,
Panduan Supervisi Pembelajaran di Sekolah Dasar
Model Supervisi
Berdasarkan bagaimana cara memahami atau memastikan masalah, darimana
datanya diperoleh dan dengan cara apa memperbaikinya, maka dibedakan
tiga model supervisi pembelajaran, yaitu model saintifik, model artistik
dan model Klinis. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga model
supervisi pembelajaran tersebut.
1. Model Supervisi Saintifik/Ilmiah
Menurut Sahertian (2008) model supervisi ilmiah adalah sebuah model
supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau
informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara
menyebarkan angket.
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. b. Sistematis dan
menggunakan prosedur serta teknik tertentu c. Menggunakan instrumen
pengumpulan data d. Dapat menjaring data yang obyektif
2. Model Supervisi Artistik
Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan
tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif.
Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013; 31) model supervisi
artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for
the other), bekerja dengan orang lain (working with the other), dan
bekerja melalui orang lain (working through the other). Oleh karena itu,
pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art). Menurut
Sergiovanni model supervisi artistik memiliki beberapa karakteristik,
antara lain:
a. Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.
b. Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.
c. Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka mengembangkan pendidikan bagi generasi muda
d. Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas.
e. Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara
mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat membuat
orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang diungkapkan itu.
f. Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwa yang diungkapkan
Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Pada kegiatan supervisi dalam bentuk kunjungan kelas/observasi guru-guru
ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan
mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang
diobservasi adalah:
Usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses pembelajaran,
Cara menggunakan media pengajaran,
Variasi metode,
Ketepatan penggunaan media dengan materi,
Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Selengkapnya Download Buku Panduan Supervisi Pem
Belum ada Komentar untuk "Buku Panduan Supervisi Pembelajaran di SD Untuk Kepala Sekolah dan Guru"
Posting Komentar