Arsitektur Rumah Adat Bali / Gapura Candi Bentar Lengkap
Selasa, 09 Oktober 2018
Tambah Komentar
RUMAH ADAT BALI – sudah dikenal mempunyai
keindahan struktur bangunan yang luar biasa. Bahkan sudah diakui oleh
banyak kalangan menjadi provinsi yang mempunyai banyak keunikan
tersendiri.
Masyarakat Bali juga secara umum sudah dianggap mampu untuk
mempertahankan budaya serta adat yang telah diwariskan turun temurun
oleh nenek moyang mereka. Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun tercemar
dengan banyaknya orang asing yang masuk.
Terutama oleh para wisatawan yang datang dan membawa banyak
budaya-budaya baru. Salah satu dari bentuk kelestarian budaya asli Bali
adalah desain rumah adat yang bisa Anda temukan di sana, dan sangat
familiar serta hampir digunakan oleh semua penduduk asli Bali.
Nama rumah adat bali adalah Gapura Candi Bentar, rumah ini juga sudah resmi menjadi rumah adat Bali.
Rumah Adat Bali
Rumah adat bali yang satu ini merupakan cerminan dari adat
Bali yang kental dengan nilai-nilai agama Hindu. Beragam keunikan serta
ciri khas dari sisi arsitektur atau dari segi filosofis yang telah
terkandung di dalamnya membuat rumah adat Bali sangat menarik.
Berikut ini kami akan menjelaskan keunikan serta daya tarik
dari rumah adat bali. Atau Rumah Gapura Candi Bentar yang sudah terkenal
di kalangan turis dalam dan luar negeri.
A. Struktur Ruangan Gapura Candi Bentar
Gapura Candi Bentar adalah nama rumah adat bali. Karena
Gapura Candi Bentar ini terdiri dari dua buah bangunan candi yang
mempunyai bentuk sangat identik dan juga diletakkan sejajar. Maka
bangunan ini menjadi gerbang utama rumah adat suku bali.
Fungsi dari gerbang utama ini untuk masuk ke halaman dalam
rumah atau juga pintu gerbang terluar. Biasanya juga dipakai untuk pintu
masuk Pura atau juga tempat ibadah orang Hindu di Bali.
Walaupun mempunyai bentuk yang sangat identik dengan posisi
sejajar. Gapura ini memiliki letak terpisah satu dengan lainnya, bahkan
tanpa penutup di bagian atap.
Meskipun tidak mempunyai atap, tapi gapura ini masih tetap
terhubung satu sama lain karena ada pagar besi dan beberapa anak tangga
di bagian bawah. Bukan hanya candi, di sekitar gapura juga terdapat
berbagai macam patung sebagai simbol dari ciri khas budaya Bali.
Bangunan ini juga mempunyai julukan sebagai gerbang terbelah. Hal ini
karena bentuknya seperti melukiskan satu bangunan candi yang sudah
dibelah menjadi dua.
Gapura Candi Bentar juga dijadikan nama rumah adat bali
karena dari arsitektur gapura atau bangunan pintu masuknya yang memiliki
ukiran sedemikian rupa. Sehingga orang yang melihatnya akan seperti
candi.
Terdapat suatu bangunan dibagian depan rumah yang biasanya dipakai
untuk bersembahyang. Seperti halnya gapura, pada bangunan tempat
sembahyang yang memiliki nama Pamerajan sanggah.
Tempat itu juga dipenuhi oleh ukiran serta ornamen-ornamen khas
daerah Bali lengkap dengan totem-totem pemujaan. Di tempat itulah sesaji
akan diletakan oleh para wanita setiap harinya.
Adanya suatu tempat ibadah dalam bangunan rumah adat Bali adalah
bukti nyata bahwa masyarakat Bali kuat dalam memeluk erat falsafahnya.
Falsafah inilah yang mengatur kehidupan penduduk Bali mengenai hubungan
dengan alam, hubungan antar sesama manusia, dan hubungan dengan Tuhan.
Ketika masuk ke dalam rumah adat ini, Anda akan melihat sejumlah ruangan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Contohnya seperti:
1. Angkul-angkul
Angkul – angkul ini adalah pintu masuk utama dan hanya satu-satunya
yang menuju ke bagian dalam rumah adat Bali. Fungsinya sama seperti
Gerbang Candi Bentar dalam Pura, yaitu untuk gapura jalan masuk.
Tapi juga tidak sama persis seperti Gapura Candi Bentar. Pada angkul –
angkul ini mempunyai atap yang menyatukan kedua sisinya. Atapnya juga
menyerupai piramida, bagian ini terbuat dari rumput kering.
2. Aling – aling
Pada bagian pintu masuk atau angkul-angkul ini terdapat suatu tembok
yang dinamai aling-aling. Aling – aling ini berupa tembok jenis sekat
yang dibangun dari batu setinggi kurang lebih 150 cm.
Aling – aling merupakan pembatas dari angkul – angkul dari pekarangan
rumah ataupun tempat suci. Selain itu aling-aling ini juga dipakai
untuk pengalih jalan masuk.
Jadi untuk dapat memasuki rumah, Anda harus menyamping ke bagian kiri
dan ketika keluar nanti harus lewat sisi kanan dari arah masuk tadi.
Hal ini dipakai untuk mengurangi pandangan dari arah luar yang secara
langsung melihat ke dalam.
Sehingga bisa memberikan privasi bagi pemilik rumah dan tentunya
sebagai penghalang dari masuknya pengaruh buruk atau jahat. Adanya
aling-aling ini juga meningkatkan sifat dari ruang positip yang telah
muncul karena suatu dinding pembatas yang sudah mengelilingi rumah atau
juga disebut penyengker.
Bagian ruang di dalam penyengker ini merupakan ruang yang terdapat
aktifitas dan kegiatan manusia lainnya. Sedangkan penyengker adalah
batas antara ruang positip dengan ruang negatif. Selain tembok, sekarang
ini ada banyak yang memakai patung untuk aling-aling.
3. Sanggah atau Pamerajan (Pura Keluarga)
Pamerajan atau sanggah adalah tempat suci untuk seluruh orang rumah
yang ada di sudut, tepatnya timur laut. Untuk kegiatan seperti
sembahyang dan juga berdoa untuk leluhur mereka lakukan di sana.
4. Bale Meten atau Bale Daja
Bale Meten atau Bale Daja adalah ruang tidur untuk seorang kepala
keluarga atau juga anak gadis. Bale Meten ini disebut juga dengan Bale
Daja karena ada di area utara atau kaja.
Bale Meten ini memiliki bentuk persegi panjang, bagian ini terbuat
dari dua bale yang ada di bagian kiri dan kanan ruangan. Bale Daja dapat
memakai sesaka atau tiang dari bahan kayu yang memiliki jumlah 8 atau
sakutus, dan 12 atau saka roras.
Bebaturan atau dibagian bawah bale juga dibangun lebih tinggi dari
tinggi pekarangan serta menjadi bangunan paling tinggi pada rumah adat
Bali. Selain berguna untuk estetika, hal ini juga dimaksud untuk
menghindari terjadinya suatu resapan air tanah.
5. Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh
Berpendidikan.web.id |
Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh sering juga disbeut dengan Bale Loji.
Bale ini merupakan tempat untuk menyambut tamu sekaligus untuk tempat
tidur anak muda atau anak remaja. Bagian ini terletak pada bagian Barat.
Bale Dauh ini terdiri dari sebuah bale yang berposisi dibagian dalam
serta mempunyai berbentuk persegi panjang. Bale Dauh ini juga memakai
sesaka atau tiang dari bahan kayu dan sebutannya selalu berbeda, hal ini
tergantung dari banyaknya tiang yang dimiliki.
Suatu Bale yang memiliki tiang berjumlah 6 dinamai sakenem, jika
tiang bale berjumlah 8 maka disebut sakutus atau astasari. Terakhir jika
tiangnya berjumlah 9 dinamai sangasari.
Bangunan Bale Dauh ini menggunakan bebaturan atau dasar dengan posisi
lantai yang lebih rendah dari bagian Bale Meten Bale Dangin.
6. Bale Sakepat
Ilmupedia.web.id |
Bale Sakepat adalah bangunan yang terbuka dan memiliki jumlah tiang
empat. Tiang ini digunakan sebagai kamar tidur anak atau paviliun.
Selain tempat tidur, tempat ini juga dipakai untuk ruang bersantai
keluarga.
Bagian ini terletak di Selatan. Bangunannya yang minimalis dengan
ciri khas bentuk segi empat serta atap yang berbentuk limasan atau
pelana.
7. Bale Dangin atau Bale Gede
Blogiseng.web.id |
Bale Dangin atau Bale Gede adalah bangunan yang memiliki fungsi untuk
tempat upacara adat. Tapi jika sedang tidak dipakai, maka akan dipakai
untuk tidur atau tempat beristirahat.
Bangunan ini ada di bagian timur atau di dangin natah umah. Bangunan
ini memiliki bentuk persegi panjang atau segi empat, tergantung dari
banyaknya jumlah tiang kayu dan bale yang dipakai.
Bale dangin bisa memiliki sesaka atau tiang berjumlah enam atau
sakenem, delapan atau sakutus dan juga sembilan atau sangasari. Bahkan
ada yang hanya terdiri dari satu bale saja.
Sedangkan untuk bale gede mempunyai 12 sesaka atau tiang serta
terdiri dari dua bale di bagian kiri dan juga kanan. Bebaturan di Bale
Dangin ini mempunyai lantai yang memiliki ketinggian tertinggi kedua
setelah Bale Meten.
8. Paon atau Pawaregan
Budayanusantara.web.id |
Paon adalah dapur atau tempat yang berfungsi untuk mengolah serta
memasak makanan untuk penghuni rumah. Tempat ini terletak pada sisi
selatan rumah atau juga barat daya.
Paon ini terbagi dua area. Area pertama dinamai jalikan, yaitu sebuah
ruang terbuka yang berfungsi untuk memasak, area ini terdapat
pemanggang yang memakai kayu api.
Sedangkan area yang kedua adalah sebuah ruangan yang berfungsi untuk menyimpan makanan dan juga alat-alat dapur.
Masyarakat Bali sering mempercayai jika dapur adalah tempat untuk
melenyapkan butha kala atau ilmu hitam yang tertempel di rumah. Jadi
ketika ada anggota keluarga yang pulang dari perjalanan, maka akan
memasuki dapur sebelum masuk ke bangunan rumah lainnya.
B. Material Bangunan
Cintaindonesia.web.id |
Biasanya, material yang dipakai untuk membangun suatu rumah Gapura
Candi Bentar ini tidak bisa disamakan dengan yang lain. Hal ini karena
pengaruh dari tingkatan ekonomi dan status sosial pemiliknya.
Sedangkan untuk masyarakat biasa, bagian dinding rumah ini umumnya
dibangun dengan speci yang dibuat dari bahan tanah liat atau popolan.
Sementara sisi golongan bangsawan, mereka biasanya memakai tumpukan
bata.
Bahkan atapnya sendiri dapat dibuat dari bahan genting tanah, ijuk,
alang-alang, ataupun sejenisnya. Asalkan sesuai dengan kemampuan dan
finansial dari pemilik rumah.
C. Nilai-Nilai di Dalam Rumah Adat Bali
Adatnusantara.web.id |
Selain memiliki fungsi sebagai tempat tinggal dan ikon budaya. Rumah
adat bali ini nyatanya juga terkandung beragam unsur filosofis yang
melukiskan kearifan lokal budaya dari Masyarakat Bali.
Contohnya dalam pembangunan rumahnya, rumah adat bali dibuat dengan
serangkaian proses yang panjang. Mulai dari proses nyikut karang atau
mengukur tanah, ritual nasarin atau meletakkan batu pertama, proses
pembuatan,
Terakhir ditutup dengan upacara selametan dan tarian adat bali
saat rumah adat ini selesai dibangun. Semua ritual itu, sebenarnya
dilakukan dengan niat agar rumah yang telah didirikan bisa memberikan
manfaat yang baik untuk pemilik rumah.
Ada juga beberapa aturan yang ada di dalam tata letak atau
dekorasi dan pengaturan bagian dalam rumah adat Bali ini. Biasanya,
sudut timur dan utara rumah dijadikan tempat yang disucikan dan
disakralkan.
Sementara sudut selatan dan barat mempunyai tingkay kesucian
yang kurang tinggi. Hal ini selalu membuat orang menemukan tempat
beribadah pada sudut utara atau timur, dan untuk kamar mandi, buang air
dan penjemuran ada di bagian barat dan selatan.
Itulah sedikit penjelasan yang bisa rumahulin sampaikan kepada
pembaca mengenai arsitektur rumah adat Bali atau rumah Gapura Candi
Bentar. Nama rumah adat Bali tersebut semoga bisa mengingatkan kita akan
kayanya budaya Indonesia.
Semoga dengan penjelasan yang ditambahkan gambar rumah adat
bali di atas memudahkan Anda untuk membayangkannya. Semoga Anda juga
bisa lebih mengenal rumah adat indonesia lainnya.
Belum ada Komentar untuk "Arsitektur Rumah Adat Bali / Gapura Candi Bentar Lengkap"
Posting Komentar